OVERVIEW
Plant Growth Promoting microorganism (PGPM), didefinisikan menjadi tiga karakteristik khusus
yaitu ; Pertama, harus mampu mengkolonisasi akar, kedua harus bertahan hidup dan berkembang biak di habitat mikro yang terkait
dengan akar permukaan, dalam
persaingan dengan mikrobiota lainnya setidaknya miroorganisme
tersebut mampu memberikan proteksi pada tanaman, dan ketiga harus mampu memacu pertumbuhan tanaman tersebut.
Plant Growth Promoting microorganism (PGPM) atau mikroorganisme
pemicu pertumbuhan tanaman umumnya mempelajari tentang hubungan
tanaman dengan bakteri dilihat dari beberapa kaitannya
yaitu: bakteri pemecah nitrogen, pelarut
fosfat, produsen fitohormon, peningkatan penyerapan unsur hara,dan biokontrol fitopatogen.
Jenis – jenis
mikroorganisme yang tergolong sebagai Plant Growth Promoting microorganisme (PGPM)
Ada
beberapa jenis mikroorganisme yang digolongkan mampu untuk atau berguna dalam
pertumbuhan tanaman. Bakteri dan cendawan merupakan salah satu mikroorganisme
yang sangat bermanfaat terutama dalam penyedian unsur hara pada tanaman, pemicu
pertumbuhan, agen biokontrol dan banyak fungsi lainnya.
a) Bakteri Pengikat Nitrogen
Bakteri nitrogen
atau dikenal juga sebagai bakteri pengikat nitrogen adalah kelompok bakteri yang
mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa
amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh
bantuan enzim nitrogenase. Kelompok
bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk
suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar
untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan
secara langsung oleh kebanyakan organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia,
termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau pada beberapa tanaman,
seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar
tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan
senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar.
Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), daya tangkap dan efisiensi
penyerapan nitrogen oleh tanaman akan berkurang cukup signifikan. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong
hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah
kesuburan tanah.
Ada juga beberapa generasi bakteri yang hidup dalam tanah
selain Rhizobium yang mampu untuk mengikat molekul-molekul nitrogen. Bakteri
tersebut mengikat molekul nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk
tubuh mereka, misalnya protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat
hasil urai seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak). Sebagian
dari amoniak terlepas ke udara dan sebagian lain dapat dipergunakan oleh
beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus)
untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain
untuk memperoleh energi daripadanya. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan
oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam lingkungan yang aerob.
Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit
menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter
Unsur Nitrogen hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam
bentuk nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Oleh karena itu,
pemanfaatan bakteri pengikat nitrogen sangat baik untuk memacu pertumbuhan
tanaman.
Contoh bakteri Rhizobium |
b) Bakteri
Pelarut Fosfat
Bakteri
Pelarut Fosfat yang sering disingkat dengan sebutan BPF merupakan bakteri yang
mampu melarutkan fosfat. Bakteri pelarut fosfat diidentifikasi dengan
menggunakan media khusus atau media spesifik untuk mikrobia pelarut fosfat
yaitu media Pikovskaya. Media spesifik Pikovskaya memudahkan isolasi mikrobia
pelarut fosaft (MPF) termasuk juga memudahkan dalam isolasi bakteri pelarut
fosfat (BPF) karena media ini menggunakan sumber fosfat dari mono kalsium
fosfat, sehingga hanya mikrobia yang mampu melarutkan fosfat dari mono kalsium
fosfat tersebut saja yang dapat tumbuh dan berkembang pada media tersebut.
Kemampuan dari pelarutan fosfat dari mono kalsium fosfat dicirikan dari
terbentuknya zona bening disekitar mikrobia tersebut. Bakteri – bakteri
pelarut fosfat yang saat ini dikenal
yaitu B. Licheniformis, Chryseomonas luteola,
Pseudomonas stutzeri, dan sebagainya.
Contoh bakteri Chryseomonas luteola |
c) Bakteri Penghasil
Fitohormon
Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa beberapa kelompok mikroba mampu
menghasilkan senyawa yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri
Rhizobium yang terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman Leguminoceae
(tanaman kacang - kacangan) maupun yang bukan Legumonoceae pada skala
lapangan. Bakteri tersebut terbukti mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokinin dan auksin.
Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa Streptomyces griseoviridis juga
mampu memprodukasi auksin yaitu IAA (indol-3-acetic acid) secara in vitro. Metabolit
ini dapat berperan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman, tetapi pada skala lapangan produksi
IAA ini perlu dikaji lebih lanjut.
Penelitian lain menyebutkan bahwa bakteri epifitik (hidup pada permukaan
tanaman tertentu) dapat memproduksi fitohormon, IAA, dalam jumlah besar. Beberapa
strain bakteri dari genus Azospirillum memiliki kemampuan “phytostimulatory”. Hal ini disebabkan
karena bakteri tersebut mampu memproduksi fitohormon, yaitu IAA.
Salah satu penelitian melaporkan bahwa Pseudomonas fluorescens mampu
merangsang pertumbuhan akar jagung pada kondisi hidroponik dengan menghasilkan IAA. Spesies dari
genus Pseudomonas lainnya yaitu Pseudomonas putida juga dilaporkan
mampu mempercepat pertumbuhan tanaman.
Contoh Streptomyces griseoviridis |
d) Cendawan
Penyubur Tanah dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman
Selain
bakteri, mikroorganisme yang dapat memacu pertumbuhan tanaman yaitu cendawan. Cendawan Endokomikoriza contohnya yang mampu bersimbiosis dengan
perakaran tanaman dan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tanaman menyerap
unsur hara. Cendawan Endomikoriza tidak memiliki inang yang spesifik sehingga
cocok untuk macam jenis tanaman , membentuk perakaran yang spesifik menyerupai pohon-pohon
akar baik pada tanaman pangan , holtikultura maupun perkebunan.
Cendawan mikoriza dapat medukung dan
meningkatkan pertumbuhan serta jumlah akar, terutama akar serabut . Selanjutnya
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi sehingga dapat mengurangi
kehilangan pupuk akibat resapan air tanah serta luas permukaan yang tinggi
untuk proses penyerapan unsur hara. Cendawan mikoriza mampu bersimbiosis dengan
perakaran tanaman dan berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tanaman menyerap
unsur hara. Cendawan mikoriza untuk semua tanaman baik tanaman pangan ,
holtikultura , perkebunan maupun kehutanan . Cendawan mikoriza dapat membentuk
organ-organ khusus dan mempunyai perakaran yang spesifik berbentuk pohon-pohon
akar. Cendawan mikoriza sangat bermanfaat bagi tanaman terutama pada tanah
kering antara lain meningkatkan transportasi air ke akar, Ketersediaan unsur P
tanaman meningkat, Hifa eksternal ( jamur mikoriza ) membuat tanaman lebih
mampu mendapatkan air dan P, Kebutuhan air untuk memproduksi bobot kering lebih
sedikit, tanaman lebih tahan kekeringan, dan secara tidak langsung meningkatkan
kemampuan tanah menyimpan air.
Contoh Mikoriza |
e) Mikroba sebagai Agen Biokontrol
Mikroba
yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus
thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang
dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit
tanaman misalnya: Trichoderma sp yang
mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di
pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
Mikroba
lain yaitu cendawan endofit yang merupakan cendawan yang hidup dalam jaringan tanaman
tanpa menunjukkan gejala. Potensi
cendawan endofit cukup besar untuk dikembangkan sebagai agens pengendali
hayati, karena cendawan ini hidup dalam
jaringan tanaman sehingga berperan
langsung dalam menghambat perkembangan patogen dalam tanaman dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Cendawan endofit yang telah diisolasi
dan berperan
sebagai agens pengendali hayati adalah cendawan Coniothyrium minitans yang
mampu menekan perkecambahan patogen
Sclerotinia sclerotiorum. Selain itu, juga ditemukan bahwa C. minitans mampu
bertahan dalam tanah yang sudah disterilisasi bertingkat. Kemampuan
bertahan ini merupakan aspek yang baik
untuk mengendalikan
patogen tular tanah Sclerotinia sclerotiorum dan sebagai agens pengendali hayati patogen lainnya. Cendawan endofit melindungi tanaman
dari serangan
patogen melalui mekanisme kompetisi, induksi resistensi, antagonisme,
dan mikoparasit. Cendawan ini
juga dapat menginduksi respon metabolisme
inang, sehingga menjadi resisten
terhadap patogen tanaman sehingga produksi meningkat.
Mekanisme yang dimiliki oleh cendawan endofit sebagai induksi resistensi dapat
memacu pertumbuhan tanaman
sehingga tahan terhadap penyakit
tanaman dan produksi tanaman meningkat, karena target cendawan endofit untuk mengendalikan
penyakit dengan meningkatkan
pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi lebih sehat dan dapat menolak serangan patogen.
Manfaat Plant Growth Promoting microorganism (PGPM)
Manfaat Plant Growth Promoting microorganism (PGPM) yaitu memacu
pertumbuhan mulai dari penyedian unsur hara yang dilakukan dengan bantuan
bakteri dan cendawan, menyuburkan tanah, dan sebagainya. Selain itu, PGPM juga berguna dalam pengendalian hama dan
penyakit. Beberapa jenis mikroba memiliki kemampuan untuk mematikan atau
menolak patogen yang dapat merusak atau memperlambat pertumbuhan.
Plant Growth Promoting microorganism (PGPM)
dapat meningkatkan akses penyerapan
terhadap nutrisi, menekan pathogen dan langsung merangsang pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil
tanaman dan mengurangi kebutuhan pupuk
kimia atau pestisida sintetis. Proses inokulasi pada PGPM yang baik dapat
menghasilkan keuntungan ekonomi yang
lebih tinggi untuk petani dan
mengurangi dampak kerugian akibat penggunaan pestisida
sintetis.
Anonim1. 2012. Bakteri
Nitrogen. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_nitrogen.
Anonim2. 2012. Pupuk
Mikoriza Penyubur Tanah dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/04/26/pupuk-mikoriza-penyubur-tanah-dan-pemacu-pertumbuhan-tanaman/.
Bashan,
Yoav, dkk. 2002. Plant
growth-promoting bacteria: a potential tool for arid mangrove reforestation. http://www.bashanfoundation.org/ivan/ivansurvival.pdf.
Iqbal, Muhammad. 2008. Peran Mikroorganisme
dalam Kehidupan. http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/.
Madjid, Abdul. 2012. Bakteri Pelarut Fosfat 02. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2010/12/bakteri-pelarut-fosfat-02.html.
Nivedhita,
dkk. 2008. Plant Growth
Promoting Microorganisms (PGPMs) from Bamboo Rhizosphere. http://www.advancedbiotech.in/37%20Plant.pdf.
Novita,
Trias, dkk. 2011. Eksplorasi Cendawan
Endofit Dari Beberapa Varietas Kedelai Sebagai Agens Pemacu Pertumbuhan Tanaman. http://online-journal.unja.ac.id/index.php/sains/article/view/102/90.
Nyoman, I.P. 2012. Mikroba Penghasil Fitohormon. http://www.hayati.itb.ac.id/artikel/fitohormon_unpublished.pdf.